Senin, 30 November 2015

Komunikasi dan Periklanan

     Komunikasi dan periklanan memiliki satu kesatuan dalam penyampaian sebuah iklan. Komunikasi dalam periklanan itu sendiri harus dituntut mampu menggugah, menarik, mengidentifikasi, menggalang kebersamaan, dan mengkombinasikan pesan dengan komparatif kepada audience.

     Untuk menyampaikan gagasan pikiran dalam suatu bahasa, seseorang penulis iklan harus mengetahui aturan-aturan bahasa, seperti tata bahasa, kaidah-kaidahnya, nuansa/ konotasi sebuah kata, dsb. Karena syarat ini merupakan syarat yang mutlak.

     Pertama kali pesan komunikasi datang dari sumber. Dalam pemasaran, sumber berartu pihak yang mengirim pesan kepada konsumen. Pihak yang mengirim pesan tentu saja perusahaan. Proses selanjutnya yaitu perusahaan menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspons secara positif oleh penerima, dalam hal ini konsumen. Pada proses tersebut ditentukan pula jenis komunikasi apa yang digunakan. Apakah pesan akan disampaikan melalui iklan, personal selling, promosi penjualan, public relation, atau pemasaran langsung. Proses encoding ini juga disebut sebagai proses menerjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima. Komunikasi tetap jadi syarat utama sebuah periklanan.

     Proses selanjutnya yaitu menyampaikan pesan melalui media. Jika pesan dirancang dalam bentuk iklan, maka iklan harus disampaikan dalam bentuk media cetak atau media elektronik. Pesan yang disampaikan dalam media cetak akan berbeda bentuk dan strukturnya dengan pesan yang disampaikan dalam media elektronik. Pesan dalam media cetak biasanya detail dan menjelaskan karakteristik produk secara lengkap. Sedangkan pesan yang akan disampaikan dalam media elektronik seperti radio dan televisi tidak boleh secara detail menerangkan produk, karena akan sangat memakan biaya. Proses penyampaian pesan melalui media ini disebut sebagai transmisi.

     Pesan yang disampaikan melalui media akan ditangkap oleh penerima. Ketika pesan diterima, penerima akan memberikan respons terhadap pesan yang disampaikan. Respon yang diberikan bisa positif, negatid, atau netral. Respons positif tentu saja adalah respons yang diharapkan oleh pengirim pesan. Respon positif identik dengan terjadinya keserasian antara harapan pengirim pesan dengan tanggapan penerima pesan. Dengan perkataan lain, pesan yang dirancang , direspon sesuai dengan perancang pesan. Kesesuaian antara harapan pengirim pesan dengan tanggapan penerima inilah yang diharapkan terjadi, karena hal ini akan mempengaruhi perilaku konsumen secara positif. Hal yang tidak diharapkan terjadi adalah respon negatif atau netral dari konsumen (penerima pesan). Respon negatif ini terjadi karena tidak terjadinya keserasian antara harapan pengirim pesan dengan respon yang dilakukan oleh penerima. Maka komunikasi baik dan benar serta konsep sangat disyaratkan dalam pembuatan sebuah iklan agar tepat guna. Proses memberikan respon dan menginterpretasikan pesan yang diterima disebut sebagai proses decoding. Proses ini berarti penerima pesan memberi interpretasi atas pesan yang diterima.

Tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi. Dimana iklan adalah suatu komunikasi massa yang dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi perusahaan.

Maka dari itu seorang pembuat iklan atau yang biasa disebut dengan copywriter harus:
ØMempunyai jiwa seni yang tinggi
ØBerkemampuan mengolah bahasa   
ØBerkemampuan berkomunikasi yang baik dan benar    
ØMau bekerja keras

     Bahasa yang dipakai dalam pembuatan iklan harus mampu berkomunikasi mengarahkan target audience untuk membeli, menggunakan atau beralih keproduk jasa yang diiklankan. Keefektivan bahasa dalam iklan harus memiliki sifat menjual serta memperhatikan media iklan, target audience, serta rencana pemasaran.
Keefektivan tulisan didukung dengan layout, jenis huruf, visual dan media atau biasa disebut (Paralanguage). Keefektivan ini adalah penerapan sebuah komunikasi.


Komunikasi Antarbudaya


Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang berbeda latar belakang budaya (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini.
    
 Ø  Fred. E. Jandt, komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka diantara orang yang berbeda-beda budaya. Komunikasi antarbudaya merupakan bagian dari komunikasi multikultural.
    
 Ø  Colliers dan Thomas,  komunikasi antarbudaya sebagai komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki perbedaan budaya. Stephen Dahl sendiri mengartikan komunikasi antarbudaya secara spesifik, yaitu komunikasi yang terjadi didalam masyarakat yang berasal dari dua ataupun lebih kebangsaan yang berbeda, seperti perbedaan rasial dan latar belakang etnik. 
    
 Ø  Stuward L. Tubbs, komunikasi antarbudaya sebagai komunikasi yang terjadi diantara dua anggota yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda baik secara rasial, etnik maupun sosial-ekonomi.

Tujuan Komunikasi Antar Budaya adalah :
    • Memahami perbedaan budaya yang mempengaruhi praktik komunikasi
    • Mengkomunikasi antar orang yang berbeda budaya
    • Mengidentifikasikan kesulitan – kesulitan yang muncul dalam komunikasi
    • Membantu mengatasi masalah komunikasiyang disebabkan oleh perbedaan budaya
    • Meningkatan ketrampilan verbal dan non verbal dalam komunikasi
    • Menjadikan kita mampu berkomunikasi secara efektif 

Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya
Ø  Fungsi Pribadi 
    •  Menyatakan Identitas Sosial 
       Perilaku  itu dinyatakan melalui  tindakan berbahasa  baik secara  verbal  dan  nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri  maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa,  agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
    •  Menyatakan intergrasi social
       Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan  antarpribadi, antarkelompok  namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan  yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan  komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi  antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya  yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan,  maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. 
    •  Menambah pengetahuan
       Seringkali komunikasi antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing.

 Ø  Fungsi Sosial
     •  Pengawasan 
         Praktek komunikasi  antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada  kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses          komunikasi  antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang  lingkungan.
     •  Menjembatani
         Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang  dilakukan      antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan  jembatan  atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol  melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling  menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan  makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh berbagai konteks  komunikasi termasuk komunikasi massa. 
     •  Sosialisasi Nilai
        Fungsi  sosialisasi  merupakan fungsi untuk mengajarkan dan  memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada  masyarakat lain.
     •  Menghibur         
        Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi  antarbudaya. Misalnya menonton  tarian  dari kebudayaan lain. Hiburan  tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.